Butuh Berapa Tahun Untuk Pecah Telur Menjadi Novelis
Di tahun ke-11 saya latihan dan/atau menulis novel, saya mau menyerah karena tidak ada tanda-tanda novel saya bakal diterbitkan. Sudah nggak terhitung berapa draft, berapa juga surat-surat fisik/elektronik cinta dari editor penerbit yang bilang naskah saya tidak lolos seleksi sampai saya print dan tempel di dinding kamar sebagai pengingat.
Tapi, kesempatan muncul ketika Elex Media Komputindo mengadakan gathering untuk 50 penulis terpilih, pada tanggal 14 Februari 2015. Saya beruntung, outline yang saya kirim, membuat saya terpilih mengikuti gathering itu. Saya yang dari Palembang langsung cusss ke Jakarta (untungnya dibolehin ortu, ditemenin juga).
Di sana, saya dikelompokkan dengan 4 penulis lain dan diminta membuat outline novel dalam waktu 2 jam. Well, nggak saling kenal, tiba-tiba ditantang bikin outline…
Ternyata, dari 10 kelompok, 3 kelompok outline-nya lolos dan bakal dijadikan novel utuh. Kelompok saya, termasuk yang lolos.
It's a miracle!
Saya menulis pengalaman tersebut di blog ini:
Setelahnya, kesempatan untuk lolos di penerbit mayor pun terbuka… dream comes true.
Sukses yang saya maksud di sini adalah: sukses mewujudkan mimpi ketika kecil. Ketika saya SMP, yang waktu itu pengen jadi novelis dan melihat novelnya terpajang di rak Gramedia :).
I'm so proud and grateful coz I grabbed the opportunity.
Komentar
Posting Komentar