Kemampuan apa saja yang harus dikuasai seorang editor?
Saya akan menulis berdasarkan pengalaman saya sebagai editor komik web [yang diterbitkan di platform Webtoon, Ciayo, Tapas] di sebuah agensi komik, ya.
Sebelum saya menjadi editor, saya memiliki latar belakang [modal]: penulis novel dan lulusan Ilmu Susastra, serta sangat menyukai komik terutama komik shojo [cewek]. Dari latar belakang saya, maka saya bisa dibilang punya kemampuan di: cara menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan PUEBI [Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia], pengalaman menulis cerita [tahu soal premis, sinopsis, alur, dsb], punya kemampuan berbahasa Inggris dengan Toefl di atas 500 [karena syarat lulus kuliah adalah Toefl minimal 500], dan minat serta pengalaman membaca komik cewek [dan beberapa genre lain seperti: horror, misteri, fantasi].
Ketika mengikuti tes tertulis, saya diharuskan membedah sebuah konsep cerita yang memiliki premis, logline, dan sinopsis serta mengomentari profil karakter. Di sini, yang dilihat adalah kemampuan kita berlogika [apakah kita bisa menemukan ketidaklogisan, ketidakkonsistenan dalam cerita] serta seperti apa cara kita berdialog dengan komikus [anggap saja kita sudah menjadi editor] melalui fitur track changes dan komentar, cara kita memberi arahan - kritik - saran, cara kita menyampaikan gagasan dan pendapat kita supaya suatu cerita bisa menjadi lebih unik/kompleks/sesuai visi-misi perusahaan/bisa lolos ke penerbit/platform, serta bagaimana cara kita menulis [apakah sudah sesuai ejaan/teknis, apakah sudah jelas maksud kita hanya dari tulisan?].
Lalu, di tes wawancara, kita akan dinilai berdasarkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dalam tim, manajemen waktu, serta multitasking.
Khusus multitasking, di agensi saya terdahulu, ini adalah hal yang sangat krusial karena editor diharuskan melakukan multitasking dalam bekerja. Setiap editor akan mengeditori 10–16 judul. Setiap judul terdiri dari 1–5 orang [belum termasuk editor platform]. Setiap judul diwajibkan menyelesaikan satu chapter per minggu. Setiap chapter terdiri dari beberapa langkah: skrip, storyboard, line art, coloring dan finishing [untuk komik serial mingguan]. Setiap langkah tersebut, harus disetor ke editor untuk dicek.
Setiap hari kerja, editor harus berkomunikasi dengan tiap orang yang terlibat untuk mengetahui kabar dan progress pekerjaan komikus. Jika komikus menyetor pekerjaan, maka editor harus membuat prioritas pengecekkan dan memastikan feedback segera didapatkan komikus agar ia bisa lanjut ke langkah selanjutnya. Jika komikus punya masalah atau menghilang, editor kadang butuh menjadi tempat curhat, jadi mata-mata, hingga jadi debt collector. Ok, itu baru hubungan editor-komikus, belum hubungan editor dan pihak lain [internal kantor]. Dalam komunikasi, menggunakan dua bahasa [Indonesia dan Inggris] karena anggota tim/pihak platform bukan hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga orang luar seperti US, Korea, atau Prancis.
Karena saya editor komik, maka kami diwajibkan mempelajari dasar photoshop [sempat diajari ketika training] agar bisa mengedit balon kata ketika komik selesai. Ini contoh komik-komik yang saya editori dan saya juga berperan sebagai typesetter [yang menambahkan dialog/monolog/narasi dan balon kata] di komik-komik tersebut:
Segitu dulu yang bisa saya bagi :).
Komentar
Posting Komentar