Tips Memilih Kos Untuk Mahasiswa dan Karyawan
Saya akan menulis jawaban tanpa menyensor nama-nama aplikasi/tempat. Saya sendiri sudah pernah memberi komentar di Twitter terkait, tetapi sampai saat ini tidak ada perbaikan.
Ini kacamata saya sebagai anak kos, beberapa kriteria yang sebaiknya ada di kos supaya calon anak kos tertarik adalah:
- Kemudahan menemukan kos, deskripsi harga dan fasilitas yang lengkap dan tidak disembunyikan, serta komunikasi dengan pemilik kos via daring. Ada yang mengiklankan kos melalui sosial media, aplikasi Mamikos atau situs-situs kos lainnya. Nah, seharusnya para pemilik kos benar-benar mengupdate data-data kos di sosial media tersebut. Misalnya: JUJUR terhadap harga kos. Kalau harganya bervariasi sesuai fasilitas, ya… diberitahu. Saya pernah, di situs Rp.700.000, tapi pas di-wa pemiliknya, ternyata itu yang termurah. Kalau yang saya mau, 1juta-an. Menurut saya, itu benar-benar menghabiskan waktu saya. Kirain saya sudah dapat yang cocok harga dan fasilitas, ternyata enggak. Lalu, untuk calon penghuni, biasanya akan survei, saya pun meminta adanya video kamar karena kesulitan survei langsung. Tapi, hanya sedikit sekali yang memberikan video kamar kosongnya. Ada juga yang foto seadanya, cuma depan kos-nya doang. Padahal yang vital itu KAMAR KOS. Baru deh, keadaan sekitarnya.
- Ibu/pemilik kos yang ramah. Saya setiap kali survei, pasti mulai dengan menyapa, "Selamat siang, saya XXX. Saya berencana untuk masuk kos tanggal XX. Saya membaca keterangan di XX kalau ada kamar kosong dengan fasilitas XX. Apakah saya boleh melihat videonya sebagai bahan pertimbangan? Terima kasih." Dari beberapa kos yang saya hubungi, HANYA 10% yang RAMAH. Sisanya [apalagi kalau di Mamikos]: "Hubungi WA 08XX". Atau "Harga kamar yang ac xx. Yang di situs tanpa ac.". LOL. Kalau ada pemilik kos yang seperti itu, nggak ramah, maaf saja… saya akan langsung coret dari daftar saya. Ya, saya ngerti kalau misalnya mereka banyak menghadapi chat orang/anak kos dan mungkin template jawabnya gitu. Namun, balik lagi ke poin 1. Kalau informasinya sudah JELAS dan LENGKAP, seperti video dan deskripsi harga dan fasilitas OK. Ya kan, meminimalisir pertanyaan yang jawabannya sudah jelas tertera. Ibu kosnya juga nggak pusing meladeni pertanyaan yang sama. Suka bikin ribet sendiri, dah. Ibu kos yang ramah menurut saya adalah salah satu kriteria penting apalagi untuk saya yang freelance dan WFH, serta mau hidup tenang. Kalau cerewet dan ketus, ya… maaf-maaf saja.
Setelah hire seorang asisten mencari kos karena saya pusing menyurvei dan malas banget berurusan dengan pemilik kos yang sudah disediakan fitur chat [terutama di Mamikos] tapi nyuruh saya WA yang menurut saya tidak efisien [saya punya isu dengan WA yang bikin saya malas pakainya]. Padahal, bisa langsung dijawab aja! Atau, update sekalian videonya di laman Mamikos atau situs kos lainnya. Huft, asisten saya akhirnya nemu sebuah kos yang ada laman IG, ada videonya, ada deskripsi lengkap, dan… ADMINNYA RAMAH BANGET! Saya langsung deal saat itu dan beberapa hari lagi saya akan pindah ke sana.
Ini contoh survei yang asisten saya lakukan berdasarkan beberapa kriteria kelompok yang saya mau. Dia juga yang menghubungi para pemilik kos dan akhirnya menjaring lagi 2–3 kos yang menurutnya oke.
3. Dari segi harga, ya… memang kudu disesuaikan dengan daerah kos dan target market dan fasilitasnya. Lalu, lihat harga saingan juga.
4. Tempat sekitar kos: kalau bisa dekat dengan warung, laundry, tempat air galon, ATM, stasiun/halte, Indomaret/Alfamart.
5. Penampilan kos: BERSIH [minimal dicat, tidak kelupas-kelupas], tidak ada sampah berserakan apalagi barang-barang yang 'menganggu' mata di koridor kos/depan pintu kamar, kamar mandi bersih, lingkungan tidak berisik.
6. Fasilitas wajib: WIFI [hari ini nggak ada wifi? Ya… siap-siap ditinggalin, deh], ruang cuci, dapur dan kulkas [karena anak kos maunya menghemat makan]. Saya di tempat kos yang tanpa kulkas, lantai dua, jendela nggak bisa dibuka, dan berkipas angin. Hasilnya, tiap hari butuh beli es karena kepanasan. Habis mandi pun panas lagi. Jadi, saya mencari yang ada kulkas atau tempatnya bisa kalau kita mau nambah kulkas di kamar.
7. Ini berkaitan dengan poin 2, yakni PAKET dan SURAT. Pastikan jika Anda adalah pemilik kos dan tinggal bersama anak kos. Apabila tidak berkenan mengambil paket, tolong siapkan BEL yang terdengar sampai ke kamar anak-anak kos dan TULISAN di depan pintu gerbang. Misalnya, "Untuk paket/antar makanan, silakan hubungi ke nomor penerima masing-masing." Jika penerimanya tidak ada di kos, siapkan kotak penerima paket atau ya… datang lagi nanti [jikalau tidak berkenan ambil, ya. Kalau ikhlas, silakan aja]. Karena, saya sering kena tegur soal ini oleh ibu kos yang dulu, padahal saya sudah kasih nomor ponsel saya dan kadang bilang dichat untuk mohon menelepon/sms saya kalau sampai. Saya juga sudah kasih saran, tapi ya… apalah saya ini mau ngasih saran. Gara-gara ini, tiap pesan sesuatu saya pakai Grab/Gojek yang bisa live tracking… mahal diongkos T_T, kadang masih nggak mulus karena sinyal jelek, tahu-tahu udah sampai.
8. Jendela yang bisa dibuka. Beberapa kos yang pernah saya singgahi tidak punya jendela yang bisa saya buka. Jadinya, saya mengandalkan ventilasi saja T_T. Tapi, ini preferensi pribadi saya, sih.
Komentar
Posting Komentar