Saya orang yang keras kepala, apalagi soal impian. Saya harus mendapatkan yang saya mau karena saya ingin, saya belajar, dan saya bisa. Saya selalu bingung dengan orang--teman--yang berkata, "Aku nggak punya impian. Aku iri padamu yang punya passion." Karena sejak kecil saya tahu apa yang saya mau, saya jadi tidak paham rasanya tak ada hasrat (passion)/mimpi yang benar-benar dikejar tanpa henti. Ya, walau dalam kasus saya, ada ketika saya memilih jalan yang sesat karena menganggap mimpi saya bisa terwujud bahkan tanpa terjun ke dunia teknisnya (dalam hal ini, saya merasa tak perlu kuliah sastra untuk mewujudkan mimpi jadi novelis). Namun, ketika lulus kuliah dan bertemu orang yang mengambil jalan teknis itu (kuliah sastra) dan melihat bagaimana ia menulis, saya menyesal. Saya bermanuver, saya ingin belajar demi menghidupkan mimpi. Jadi, saya lanjut kuliah dan kali ini memilih sastra. Satu-dua tahun sebelum masuk kuliah sastra, saya "debut" sebagai novelis indie ...