Dapat Piring Cantik Harusnya Mah!
Jadi, tulisan ini didedikasikan kepada diri sendiri dan Anda yang mungkin mengalami kegagalan seperti saya atau untuk orang yang mau belajar dari kisah nyesek orang lain.
Saya akan cerita perihal beasiswa.
Sejak tahun lalu, saya mengikuti sebuah beasiswa. Gelombang 1, tutupnya sehari sebelum pengumuman kelulusan perguruan tinggi, jadi... Gagal di administrasi (tidak ada bukti lulus perguruan tinggi).
Gelombang kedua, saya yang sudah lolos perguruan tinggi ikut seleksi beasiswa lagi. Oke, kali ini administrasi lulus dan masuk tahap wawancara. Di sini saya presentasi topik penelitian mengenai majalah komik Indonesia re:ON dan sedikit pede karena novel mayor pertama saya, Yesterday in Bandung terbit, jadi bisa dijadikan "penguat CV".
Well, skeptis saya saat wawancara. Sketpis itu pun berbuah ketidaklulusan.
Ok, tenang, baru dua kali gagal.
Tahun berikutnya saya ikut lagi. Kali ini syaratnya sedikit berbeda. Baiklah, saya daftar lagi dan yakin bisa sampai *setidaknya* tahap wawancara. Wong saya pernah sampai wawancara kan, ya.
Tapi, takdir berkata lain Saudara-saudara!
Saya tidak lulus administrasi?! Uwow banget, nangis cabe . Saya cermati lagi, seluruh persyaratan sudah saya penuhi. Masa' administrasi saja gagal? Kok yang gelombang sebelumnya mulus saja?
Saya hubungi pihak panitia, mempertanyakan mengapa saya gagal di administrasi?! Dibales, disuruh kirim detil no.peserta bla bla bla. Eng ing eng, sampai detik ini pun tidak ada respons lagi. Ya sudahlah, bukan rezeki.
Datang gelombang berikutnya, kesempatan terakhir. Ingat ya, pemirsa, saya sudah tiga kali gagal.
Saya yang sudah pasrah, sudah veteran ikut "hopeless". Mana sudah di masa maksimal ikut. Kalau gagal berarti GAGAL.
Kali ini saya lolos administrasi. Saya yang lagi liburan di tanah kelahiran buru-buru ke ibukota! *padahal masih pengen libur*.
Sewaktu pemeriksaan data, petugas bilang kalau dokumen saya "ketuaan", harusnya diperbarui. Oke, saya sudah mulai speechless, hopeless. Salah memang, saking veterannya, data pun data veteran.
Tapi, saya optimis saja. Saya meyakinkan diri kalau proposal dan CV saya yang nambah karena novel baru Dear, Me akan mengukuhkan alasan saya yang bermanuver fakultas.
Saya pun dapat pewawancara yang baik. Yang di akhir, sewaktu bersalaman mendoakan saya dan mengatakan kadang hidup kita tidak seperti yang diharapkan, tapi jangan menyerah.
Lalu, saya langsung terbang lanjut liburan.
Waktu berlalu, pengumuman sempat diundur-undur sampai akhirnya surat yang sama muncul lagi di kotak surel. Tidak lulus yang ke.... (malu euy nyebutnya, hitung sendiri saja).
Kali ini tidak ada nangis bombay. Datar aja (ya iyalah, orang pas pengumuman lagi di perpus, lagi mo presentasi).
Pupus sudah harapan.
Tiada lagi.
Begitulah.
Hidup memang tak selalu seperti yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang, teruskan melangkah! (Bondan Prakoso - Kau Tak Sendiri)
Atau
"Aku bisa aku pasti bisa! Asalku mau berusaha
Biarpun gagal itu tak masalah, setidaknya ku tlah mencoba." (Aku Bisa, Tasya).
Biarpun gagal itu tak masalah, setidaknya ku tlah mencoba." (Aku Bisa, Tasya).
Yes, setidaknya selama dua tahun saya sudah semangat ikut. Walau akhirnya tidak memuaskan, tidak baik.
Semoga kalian yang membaca ini diangkat dari kegagalan dan bertemu keberhasilan, ya. Aamiin.
Aku lagi mau daftar nih kak, Doain ya.. Hehehe
BalasHapusSemoga berhasil, ya!
HapusPermisi kak apakah saya boleh meminta kontak pribadi nya kak? Karena saya mau menanyakan mengenai ini kak, terimakasih banyak
BalasHapus