Kita
static.keepo.me/keepo.me-bakuman-a-manga-about-manga-creators.jpg |
Seberapa jauh kita akan terjatuh?
Seberapa besar sisa kepercayaan diri?
Ketika hari menjadi gelap dan tak ada pelita. Apakah kita sudahi dan kembali ke awal?
Kita mungkin tidak bisa mengambil resiko lagi
Sejak semula kita tahu kita terlambat
Namun, daripada tidak sama sekali kita pun nekat, BERTARUH
Tapi, seberapa banyak pun kita mencoba
Kita bisa saja tak pernah ke garis akhir
Lalu, usia dan lingkungan mengejek kita
Menyalahkan kebodohan dan keoptimisan masa lalu
Tatkala kita tersudut, apakah baik untuk menyerah saja?
Apa impian hanya akan jadi asa belaka?
Kita meninggalkan 'zona biasa' untuk 'orang biasa'
Kita mengenal diri kita dan tahu ada yang mampu kita lakukan
Kita bisa membuat sesuatu yang 'di luar biasa'
Kita hanya belum beruntung, kan?
Kita mungkin perlu bersabar sedikit lagi, kan?
(30 April 2016)
Catatan:
Saya menonton Bakuman -Live Action- beberapa bulan lalu dan merasa tertampar di adegan Takagi dan Mashiro merasa 'gagal' pada usaha mereka. Kata zona biasa untuk orang biasa dalam pandangan tokoh utama Bakuman adalah profesi atau kegiatan yang umum, misalnya menjadi pegawai negeri, mahasiswa, atau dokter sementara menjadi komikus -bukan zona biasa.
Mirip seperti pandangan tokoh di Bakuman, jalur yang saya inginkan bukan jalur biasa, bukan zona biasa. Kebanyakan orang yang tidak memiliki passion di dunia seni sudah pasti menganggap pekerjaan di dunia seni (termasuk komikus, penulis, musisi, pelukis, dsb) bukan pekerjaan yang dapat diandalkan -tidak mencukupi kebutuhan hidup, seolah cuma bermain-main saja. Mereka tidak tahu betapa sulitnya untuk menjejakkan kaki di dunia seni, upaya untuk dihargai atau menyelesaikan sebuah karya/ide.
Jadi, untuk Anda yang memperjuangkan mimpi di dunia seni -apa pun itu, mari berpositif. Suatu hari Tuhan akan memberi hadiah pada orang-orang yang tidak pernah menyerah pada impian.
PASTI.
Komentar
Posting Komentar