[#TantanganMenulisNovel100Hari] PANDEMONIUM - CHAPTER II
Keterangan :
Judul : Pandemonium
Penulis : Ariestanabirah
Genre : Romansa, Spiritual, Fantasi.
Sinopsis:
Kuraki Yuka (18 tahun) adalah
seorang gadis berkekuatan aneh, kekuatannya sering disebut dengan ‘kekuatan
suci’. Untuk melindunginya, Tuan Kuraki
–ayah Yuka- meminta Yuka pergi ke Tokyo dan hidup bersama Akihiro Hiroyuki (27 tahun), tunangan Yuka. Sialnya, Yuka memakai kekuatannya dan membuat sebuah shinigami (Yuka tiruan) sementara dirinya yang asli menjelma seperti hantu yang tidak bisa dilihat manusia!
CHAPTER II
Ketika
shikigami dan Yuka bangun, Hiroyuki
sudah menyiapkan sarapan berupa roti panggang dan omelette serta segelas susu
di meja kecil. Shikigami bergegas
duduk dan menyantap hidangan sementara Yuka hanya memandang nanar pada shikigaminya yang tak tahu sopan santun.
“Maaf, aku hanya bisa menyuguhkan hal sederhana seperti ini.” Hiroyuki berujar
lembut.
Shikigami
mengangguk-angguk, “Terima kasih atas kebaikan Anda.”
Yuka menggelengkan kepala, dia
berjanji untuk segera mengembalikan bentuk dirinya dan melenyapkan shikigami selesai shikigami sarapan. Karena sekarang Yuka dalam mode menghilang,
tubuhnya yang bagai udara itu tak merasa lapar atau ingin buang air meski rasa
kantuk masih ada. Benar-benar aneh, padahal kalau keadaannya sekarang masuk
kategori roh, harusnya dia tak mengantuk apalagi tertidur.
Seusai sarapan, Hiroyuki menyodorkan
surat yang diakuinya berasal dari Tuan Kuraki. Shikigami mengambilnya, Yuka mendekat ke samping untuk membaca
tulisan tangan ayahnya tersebut.
Untuk
Hiroyuki,
Sudah lama tak bersua –meski kita masih sering bertukar
surel- ho ho.
Yuka sekarang sudah delapan tahun tahun. Sesuai
kesepakatan lama dengan orang tuamu, kau dan Yuka akan menikah ketika Yuka dewasa.
Sekarang saat yang tepat, aku menyerahkan Yuka padamu. Tolong jaga dan lindungi
harta karun kecilku itu. Semoga pernikahan kalian abadi selamanya.
Salam,
Kuraki Yume.
Yuka tercekat sementara shikigaminya hanya diam mematung.
“Karena kau sudah membacanya. Aku
akan menjelaskan lagi maksud ayahmu. Pertama, kau akan menikah denganku agar
aku bisa melindungi dan menjagamu. Kedua, kau akan menjadi anak SMA di tempatku
mengajar agar kita bisa bersama terus,” Hiroyuki berkata lembut sambil menahan
rasa gugup yang melanda seluruh tubuh.
Tanpa terduga Hiroyuki menundukkan
kepala dan memohon, “Yuka, menikahlah denganku.”
Yuka masih terpaku, napasnya naik turun
begitu cepat. Bagi anak delapan belas tahun sepertinya yang selalu hidup
terkurung, tiba-tiba menikah dan memasuki sekolah benar-benar hal yang tak bisa
diprediksi, aneh, janggal. Baru saja Yuka ingin menolak, shikigami menjawab lantang sambil tersenyum lebar, “Tentu saja!”
“…” Yuka kehilangan kata-kata. Ia
teringat kembali ucapan ayahnya yang berkata kalau Yuka memiliki seorang
laki-laki untuk dinikahi ketika dewasa. Saat itu, sebuah foto ditunjukkan pada
Yuka.
“Nanti
kau akan bertemu dengannya di acara pertemuan.”
“Seperti apa orangnya? Apa dia baik? Pangeran?”
“Ehem, bisa dibilang dia pangeran.”
Benak Yuka memuntahkan
semua hal yang berhubungan dengan pangeran
yang disebutkan ayahnya. Satu hal yang jelas, salju. Bagian nama Hiroyuki[1]
yang sering disebut dan ditulis Yuka di buku hariannya.
Sang
pangeran bernama Yuki…
Suatu hari pangeran Yuki akan datang…
“Tenang. Ini hanya pernikahan
untuk mengamankan keberadaanmu. Aku tak akan menyentuhmu, lagipula kau masih kecil.”
Hiroyuki berseru tenang meski sebenarnya mati-matian ia berteriak ‘aku bukan lolicon’ dalam hati.
“Sebenarnya ayahmu pernah mengirim dokumen berisi formulir pendaftaran
pernikahan untuk kita.” Hiroyuki menyodorkan formulir pernikahan ke shikigami. Shikigami tanpa dipinta
segera meraih pena di dekat laptop Hiroyuki dan mengisi formulir tersebut
sementara Yuka memucat, masih tak habis pikir kalau dia –shikigami- sedang menulis formulir pernikahan. Sesaat lagi, ia dan
Hiroyuki menjadi suami istri.
Hiroyuki mengisi formulir juga
sambil sesekali melirik Yuka. Karena Yuka tak tahu Hiroyuki bisa melihatnya,
Yuka tak mengubris arti pandangan Hiroyuki. Dia berpikir Hiroyuki tengah
berpikir sambil memerhatikan udara.
Setelah formulir itu selesai diisi,
Hiroyuki mengusap kepala shikigami.
“Mulai hari ini, mohon bantuannya, Istriku.”
Wajah shikigami memerah yang membuat Yuka juga memerah. Melihat rona malu
di wajah Yuka, Hiroyuki mengalihkan pandangan dan melepas usapannya.
Kalau
dipikir… bisa jadi dia tak mau menikah dengan orang asing sepertiku meski aku
tunangannya sehingga dia menghilangkan diri dan menggunakan shikigami?. Hiroyuki sibuk dengan hipotesis.
Hipotesisnya semakin kuat ketika usapan kepala ke shikigami tadi membuat Yuka yang udara menunduk, rambutnya juga
agak kacau. Bak cerminan dari shikigami.
Rasa penasaran Hiroyuki muncul, ia
mendekatkan wajah ke shikigami dan
memandangnya lekat-lekat. “Kita akan melakukan upacara penyegelan yang
menandakan kau milikku,” tukasnya dengan dada berdebar kencang. Dia baru
beberapa menit lalu bilang tak akan menyentuh Yuka, tapi sekarang malah akan
melakukan sesuatu.
Kata-kata ‘mantra’ terngiang
memenuhi pikirannya, aku bukan lolicon.
Cup.
Tanpa terduga, shikigami mengecup pipi kiri Hiroyuki
hingga pipi Hiroyuki memanas. Ia melirik Yuka, Yuka tampak ingin menyeret shikigami menjauh. Wajahnya merah padam
dan berteriak, “Apa yang kau lakukan?? Jangan mencium!”
Hiroyuki tersenyum tipis mendengar
teriakan Yuka. Dengan halus ia menarik tubuh kecil shikigami ke pelukan dan menepuk punggung shikigami. Yuka mendadak merasakan hangatnya tubuh Hiroyuki dan
tepukan lembut itu, benar-benar terasa seperti dia sendiri yang mengalaminya.
Entah bagaimana, ia tak membenci keadaan itu meski ia merasa sangat malu. “Lain
kali tak boleh menyentuhku sembarangan, aku juga tak akan menyentuhmu. Ciuman
pipi dan pelukan ini adalah segel kalau kau adalah milikku.” Hiroyuki melepaskan pelukan dan menjauh dari shikigami. “Kita akan mendaftarkan
pernikahan ke catatan sipil. Bersiaplah, setelah itu karena minggu depan kau
akan bersekolah, kita akan belanja perlengkapan.” Hiroyuki berdiri dan
memasukkan formulir diikuti oleh Yuka dan shikigami.
●●●
Yuka
mematung membaca nama bangunan di depannya, kantor catatan sipil. Sebentar lagi
ia dan Hiroyuki akan mendaftarkan pernikahan. Rasanya begitu cepat, bagai angin
yang berhembus. Hiroyuki tampak santai dengan pakaian kasual, dia sedikit
mengacak rambut hitamnya agar tampak lebih muda sementara shikigami berdandan lebih dewasa. Yuka memerhatikan langkah
Hiroyuki dan shikigami, Hiroyuki
memegang tangan shikigami dan mereka
pun masuk ke catatan sipil.
Di catatan sipil, ada dua orang yang
menghampiri Hiroyuki. Hiroyuki memperkenalkan mereka sebagai sahabat yang akan
menjadi saksi pernikahan. “Aku Froshe,” seru si laki-laki blonde dengan senyum lebar merekah.
“Dan aku, Mai.” Si wanita berambut
kuncir menyengir.
Shikigami
mengulurkan tangan dan berjabatan pada mereka seraya menyebutkan nama,
“Yuka.”
Kemudian mereka semua menuju
petugas, menandatangani beberapa dokumen dan setelah menunggu, surat keterangan
pendaftaran pernikahan sudah ada di tangan Hiroyuki dan shikigami. Yuka memandang nanar surat atas nama dirinya tersebut,
dia masih merasa kacau karena pernikahan yang begitu tiba-tiba.
“Selamat Tuan, Nyonya Akihiro. Jika
Anda sekalian ingin foto kenangan, Anda bisa melakukannya di sana.” Petugas
memberi selamat sambil menunjuk ke suatu tempat. Yuka terhenyak, kini namanya
sudah bukan Kuraki Yuka melainkan Akihiro Yuka. Ada air mata yang hampir keluar
dari sudut mata cantik itu.
Tanpa banyak omong, shikigami menarik tangan Hiroyuki untuk
berfoto. Yuka melihat dari kejauhan dua mempelai yang duduk berdekatan sambil
memerlihatkan sertifikat pernikahan dengan wajah penuh bahagia.
Sebelum melangkah keluar, Froshe
berbisik nakal pada Hiroyuki. “Dasar lolicon!
Kau mengalahkan aku dengan menikah duluan.”
Wajah Hiroyuki memerah dan dia balas
mencibir Froshe, “Perjelas hubunganmu dengan Mai kalau mau juga menikah. Nanti
dia direbut cowok lain.”
Dua sahabat itu saling melempar
senyum kecil.
●●●
Hiroyuki
membawa Yuka dan shikigami ke sebuah
pusat perbelanjaan anak muda. Keramaian jalan kota Tokyo di awal musim semi
menjadi pemandangan tersendiri bagi Yuka. Yuka sebenarnya tak suka dengan
padatnya orang-orang yang berlalu lalang, tapi… ia sudah tak bisa
menghindarinya. Selama menjadi ‘tak terlihat’ Yuka ternyata tak bisa menembus
orang seperti hantu-hantu di film horror. Dia menabrak bahu orang beberapa
kali, dan semua orang yang ditabrak bahunya itu bergidik ngeri karena tak
melihat apa pun yang bisa menyebabkan tabrakan. Diam-diam Yuka meminta maaf
pada orang-orang itu meski ia yakin tak ada seorang pun yang mendengar
permintaan maafnya. Hiroyuki yang berjalan tak jauh dari Yuka hanya
menyunggingkan senyum hangat.
Mereka mendatangi toko pakaian untuk
membeli beberapa pakaian, perlengkapan mandi, alat tulis, tas, dan sepatu.
Setelah urusan belanja selesai, Hiroyuki mengajak shikigami ke restoran keluarga untuk makan siang.
Yuka duduk di samping shikigami yang tengah meminum kopi sambil
memerhatikan Hiroyuki menyebutkan beberapa makanan pada pramuniaga. “Di
sekolah, status pernikahan kita adalah rahasia.” Hiroyuki membuka percakapan.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada
ayah dan ibuku? Mereka bilang mereka baik-baik saja, tapi… tiba-tiba ada
kebakaran, aku menikah… apa benar semua baik-baik?” Yuka melontarkan
pertanyaan. Yuka pikir shikigami akan
mengatakan apa yang ia katakan juga, tapi shikigami
sibuk menyeruput kopi dan tak mengindahkan Yuka. Hiroyuki yang mendengar
pura-pura melihat ke arah lain, dia tak mau Yuka tahu dia bisa melihat Yuka
–setidaknya sampai Yuka menampakkan diri sendiri, bukan dalam wujud roh-
Sambil menatap langit musim semi di
luar kaca jendela besar, Hiroyuki bergumam. “Karena ayahmu mengirim pesan
padaku, dia pasti baik-baik saja. Aku tak habis pikir, mengapa tiba-tiba dia
meminta kita menikah cepat. Aku kira karena sudah tak bertemu selama enam
tahun, pertunangan kita batal. Kau juga tak pernah menyadariku. Ah, ke mana
ayahmu itu? menitipkan anak gadisnya kemudian menghilang… aku harus
menemukannya!”
Yuka membelakkan mata dan tersenyum untuk
pertama kali.
Sudut mata Hiroyuki yang menangkap
senyum Yuka merona, ia berdegup kencang hingga minuman mineral di meja itu
habis dalam beberapa kali teguk.
●●●
“Su-a-mi-ku,”
suara manja shikigami terdengar,
Hiroyuki maupun Yuka menoleh kaget. Mereka melihat pemandangan shikigami yang memakai baju tidur dengan
kancing atas terbuka tengah keluar dari kamar mandi. Yuka yang baru saja bangun
langsung mengeryitkan dahi melihat kelakuan shikigami.
Setelah berpergian dan mencoba mantra tetapi tak berhasil hari ini, Yuka
kecapaian dan tertidur. Dia berpikir lebih baik dia terjaga dibandingkan harus
menyaksikan perbuatan memalukan shikigami
dengan fisik menyerupai dirinya.
Hiroyuki mematung saking terkejutnya. “Jangan lihat!
Jangan lihat!” Yuka berdiri di depan shikigami
sembari membentangkan tangan agar Hiroyuki tak melihat. Tentu saja Hiroyuki
masih bisa menembus Yuka yang
menghalangi. Jujur saja, alirah darah Hiroyuki terasa lebih deras dibandingkan
sebelumnya.
Seperti biasa, dia memantrai dirinya
dengan bacaan ‘aku bukan lolicon’
“Anak kecil sebaiknya tak menggoda
laki-laki dewasa. Nah, aku akan membuat makan malam. Kalau kau mau langsung
tidur, silahkan saja.” Cepat-cepat Hiroyuki berdiri menuju dapur dan
mengeluarkan beberapa bahan masakan. Yuka menghela napas lega dan memelototi shikigami yang susah diatur.
“Aku mau memakanmu!” shikigami melesat ke Hiroyuki, memeluk
pinggangnya dari belakang dan menempelkan tubuh ke Hiroyuki. Wajah Hiroyuki dan
Yuka memanas kompak, Yuka berteriak melerai tindakan shikigami sementara Hiroyuki sibuk melepaskan pelukan shikigami. Dia menepuk pundak shikigami dan berujar bijak, “Sayang
sekali, aku tak tertarik dengan anak kecil berdada A cup. Oke, tak boleh menyentuhku. Kalau kau menyentuhku, aku tak
akan memasak untukmu lagi.” Hiroyuki mengancam sambil melirik Yuka yang cemas. Shikigami mengerucutkan bibir,
“Baiklah.”
Yuka melirik tajam Hiroyuki yang
baru saja mengejek ukuran dadanya. “Dasar mesum!” pekiknya. Hiroyuki tak
mengubris, dia sibuk memotong-motong sayuran dengan sesekali melirik Yuka yang
mengamuk pada shikigami.
“Kenapa kau bisa melakukan hal-hal
yang bukan aku? Seharusnya kau adalah
kopianku! Kalau kau berani sekali lagi menggunakan wajah ini, tubuh ini, untuk
menggoda laki-laki maka aku akan melenyapkanmu segera setelah tubuhku bisa
terlihat lagi!” ancam Yuka.
Shikigami
tak acuh.
●●●
“Suamiku,
karena kita sudah menikah. Kita tidur bersama mulai malam ini.” Shikigami menepuk-nepuk bantal dan masuk
ke bawah selimut, “Ayo sini!”
Yuka berdiri tak jauh dari shikigami dan melotot, “Jangan
seenaknya! Aku tak mau tidur dengan laki-laki!”
Hiroyuki yang baru selesai
beres-beres hanya tersenyum. Ia mendekati shikigami
dan berbaring di sampingnya. Yuka begitu panik dan terus berteriak, “Jangan
tidur bersama! Jangan!”
Menyenangkan
sekali bisa mengerjainya seperti ini, batin Hiroyuki.
Wajah Yuka merah padam dan dia duduk
di atas Hiroyuki, Hiroyuki terkejut tapi dia harus menyembunyikan ekspresinya.
“Aku akan menindihmu biar kau tak bisa bergerak!” tentu saja Hiroyuki tak merasakan
berat apa pun di atas tubuhnya meski begitu, wajahnya tetap memerah. Tebersit
dalam benak Hiroyuki untuk lebih mengacaukan Yuka. Hiroyuki menggeser tubuh ke
arah shikigami hingga jarak mereka
hanya berkisar lima jari tangan. Tentu saja Yuka semakin marah, “Jangan
mendekatiku!”
Diam-diam Hiroyuki menahan tawa
sementara shikigami sudah jatuh
tertidur dengan cepat. Melihat Yuka yang hampir menangis, Hiroyuki terduduk,
“Aku lupa sesuatu!” dustanya. Ia lantas berlalu ke kamar mandi dan mendengar
helaan napas lega dari Yuka.
Jika
dia tahu aku bisa melihatnya, bagaimana ya reaksinya?, tanya Hiroyuki.
Saat Hiroyuki kembali dari
menenangkan jantungnya yang selalu berdegup kencang saat bersama Yuka, dia
melihat Yuka sudah terbaring di samping shikigami.
Hiroyuki membenarkan selimut sambil mengamati wajah Yuka yang tampak polos
dan kekanak-kanakan. Perlahan, ia menyentuh rambut Yuka, tentu saja karena dia
roh, hanya udara saja yang terasa di tangan besar Hiroyuki.
Cup.
Hiroyuki mendaratkan ciuman kecil ke
dahi Yuka. Karena kau udara, ini tak
dihitung sentuhan, kan?, bisiknya.
Setelah tindakan kecil spontan itu, jantung Hiroyuki kembali berdetak tak
karuan dan dia mengulang rapalan, ‘aku bukan lolicon’ padahal dia tahu rapalan itu tak bisa menolongnya.
Komentar
Posting Komentar