Cerita Bersama Coklat: Kata-Kata
(http://northvillefundraiser.com/wp-content/uploads/2011/04/spread_the_word.jpg)
Siang
itu Coklat baru saja sampai di rumah saat dia berkata, “Tadi di sekolahku ada
anak yang berkelahi untuk kesekian kalinya… dia jadi langganan guru BK.”
Aku yang tengah membaca komik
menoleh, Coklat yang masih berpakaian sekolah mengempaskan tubuh ke sofa lalu
mencomot cemilan. “Orang tuanya entah sudah berapa kali dipanggil dan si anak
itu tak jera-jera juga.” Coklat menyambung ceritanya dan aku menutup komik
setelah menyematkan bookmark. “Aku
tak habis pikir mengapa ada anak bandel seperti itu? Apa adu jotos salah satu
hobinya?”
“Apa alasannya berkelahi?” aku
melempar tanya.
Coklat terdiam sebentar lalu
mengedikkan bahu, “Entahlah, perebutan cewek mungkin?”
“Kalau dia sering berkelahi, rasanya
alasan cewek kurang tepat…” aku memandang ke arah Coklat, “Pasti perkataan!
Kata-kata adalah hal yang paling kuat menyebabkan sesuatu, termasuk
perkelahian.”
“Kudengar ibunya… pasukan baju
kuning,”
Aku menahan napas dan mendengarkan
penjelasan Coklat. “Beberapa teman sekelasku pernah bilang begitu meski aku
sendiri tak pernah melihat ibunya sementara ayahnya… tak ada lagi.”
“Bisa jadi dia berkelahi lantaran
ada yang mengejeknya, kan? Kurasa… tentang pekerjaan ibunya.” Aku menarik
hipotesis sekenanya berdasarkan perasaan dan keterangan Coklat.
Mata bening Coklat tampak
mengerling, “Ehm… bisa jadi!”
“Yang paling tajam di dunia ini
adalah kata-kata karena itu akan dibawa sampai mati beserta rasa sakit dan
benci karenanya. Tak ada asap jikalau tak ada api. Jadi, anak yang gemar
berkelahi itu bagaimana keadaannya?”
“Diskors seminggu begitu juga dengan
para korban. Hukuman yang setimpal
menurutku karena ketika orang berkelahi yang salah adalah dua-duanya.” Coklat
dan aku saling berpandangan karena pikiran kami yang selaras. “Betapa kita…
perlu sangat berhati-hati dalam perkataan.” Coklat berdesis sebelum ia bangkit
dari sofa menuju kamar.
Note:
Betapa
kata-kata sangat berpengaruh. Kata-kata bisa menumbuhkan cinta, bisa juga
menyemaikan bibit kebencian. Jika tak bijak menggunakannya, kita bisa menyebar
racun ke hati orang lain yang akan berbalik terhadap kita.
Komentar
Posting Komentar