Merajut
Kamu tengah merajut
Tapi mata orang awam tak melihat
Tanganmu masih merajut
Meski mulut orang awam terus berkicau
Terus merajut
Walau rajutan itu tak bisa dilihat siapapun
Tak henti merajut
Di tengah teriakan orang awam yang menganggapmu geming
Jerit-jerit para awam menyeruak
Tapi tak menghentikanmu
Rajutan itu masih berlanjut
Hingga nanti saat selesai, mereka akan bergeming
Orang-orang awam begitu khawatir
Sekenanya berpikir kamu terjerat depresi
Padahal kamu tidak berdiam diri dan tidak pula sedih
Ada sesuatu di tanganmu yang bergerak, terus bergerak.
Merajut asa
Merangkai mimpi
Mewujudkan apa yang hati pilih
Hanya kamu yang tahu
Orang-orang awam tak memerhatikan
Mereka hanya melihat kulit luar
Mereka tak mengenal kamu
Hanya tahu nama dan identitas umum
Mereka tak memahamimu
Apalagi melihat apa yang kamu rajut
Mata mereka hanya terbuka untuk sesuatu yang biasa
Tak ada tempat untuk hal di luar biasa
Sehingga saat kamu menunjukkan hal di luar biasa itu
Mereka buta
"Yang kamu lakukan hanya diam."
Tuh kan, buta.
Padahal rajutan kamu sudah hampir selesai
Tapi tak setitik benang pun ditangkap oleh mata orang-orang awam
Lantas, kamu abaikan orang-orang awam itu.
Dan saat rajutan itu sempurna,
Mungkin kamu bisa menjualnya lalu orang-orang awam akan menemukan rajutanmu di pasar bebas.
"Saya ini tidak diam saja."
Note:
Sekian dulu. Bye!.
Tapi mata orang awam tak melihat
Tanganmu masih merajut
Meski mulut orang awam terus berkicau
Terus merajut
Walau rajutan itu tak bisa dilihat siapapun
Tak henti merajut
Di tengah teriakan orang awam yang menganggapmu geming
Jerit-jerit para awam menyeruak
Tapi tak menghentikanmu
Rajutan itu masih berlanjut
Hingga nanti saat selesai, mereka akan bergeming
Orang-orang awam begitu khawatir
Sekenanya berpikir kamu terjerat depresi
Padahal kamu tidak berdiam diri dan tidak pula sedih
Ada sesuatu di tanganmu yang bergerak, terus bergerak.
Merajut asa
Merangkai mimpi
Mewujudkan apa yang hati pilih
Hanya kamu yang tahu
Orang-orang awam tak memerhatikan
Mereka hanya melihat kulit luar
Mereka tak mengenal kamu
Hanya tahu nama dan identitas umum
Mereka tak memahamimu
Apalagi melihat apa yang kamu rajut
Mata mereka hanya terbuka untuk sesuatu yang biasa
Tak ada tempat untuk hal di luar biasa
Sehingga saat kamu menunjukkan hal di luar biasa itu
Mereka buta
"Yang kamu lakukan hanya diam."
Tuh kan, buta.
Padahal rajutan kamu sudah hampir selesai
Tapi tak setitik benang pun ditangkap oleh mata orang-orang awam
Lantas, kamu abaikan orang-orang awam itu.
Dan saat rajutan itu sempurna,
Mungkin kamu bisa menjualnya lalu orang-orang awam akan menemukan rajutanmu di pasar bebas.
"Saya ini tidak diam saja."
Note:
Semalam sebelum tidur otak saya mencuatkan kata 'merajut'. Tapi karena jam tidur, saya terpaksa menunda apa yang pikiran saya teriakkan.
Dan done, terpetakan juga isi pikiran semalam~
Btw, kemarin sore di Gramedia PS Palembang kedatangan Tere Liye -penulis-. Saya datang lantaran sahabat saya, Dewi Agustini adalah pembaca Tere Liye. Dewi udah lama ngidam buku 'Bulan' dan penasaran dengan rupa Bang Tere itu, so saya dan sahabat saya, Susetyorini nemenin Dewi deh :).
Sayangnya acara meet and greet itu tempatnya di Gramed PS, kecil > _ < jadi kurang leluasa.
Acara berlangsung 2 jam mulai dari pukul 4. Bang Tere interaktif dengan penggemarnya, terbukti ia menerima dan menjawab pertanyaan-pertanyaan serta bercerita di balik proses kreatif karya-karyanya.
Si Dewi nggak mau nunggu sesi tanda tangan (eh, ada kan ya book signing?) lantaran hari sudah beranjak sore menjelang maghrib. Anak cewek kan ribet ya kalau sudah mau malam, jadi kami pulang tanpa say goodbye dengan Bang Tere (emang situ siapa?).
Wkkwkwwk.
Dari cerita Bang Tere, saya menangkap dia kerjanya di rumah, menulis full. Saya juga mau! ;).
Tapi orang-orang awam pasti mencibir, "Nggak kerja ya?"
Huft~
Mau nunjukkin hasil rajutan, tapi masih progress~
*lihat tinta merah Mbak Dita*
Sekian dulu. Bye!.
Sumber gambar : http://i.ytimg.com/vi/26i8NgDZU8E/hqdefault.jpg
Komentar
Posting Komentar