Menyeruput Teh Hijau


Hallo!

Saya tadi menyeruput teh hijau favorit saya ditemani notes 10 bab Yesterday In Bandung.

Tanpa terasa ini sudah akhir maret. Sesuai kesepakatan tim, akhir maret draft naskah sebaiknya kelar~

Sesuai outline, harusnya sudah bab akhir tapi karena perkembangan cerita, tulisan itu harus dilanjutkan *sigh*

Nggak ngerti ya?

Wkwkkwkwk.

Kini saya sedang berkutit dengan bab 11 dari proyek tim, menurut perhitungan saya ini adalah part terakhir saya sebelum klimaks di bab akhir. 

Yang nggak ngerti skip aja deh atau cari-cari di blog ini soal 'Yesterday In Bandung'.

Dari proyek tim ini, saya menyadari kesalahan EYD saya yang keterlaluan banget (hiks), coretan dari Nona Editor juga buanyak banget T_T, but it's allright. Itulah yang saya nanti-nantikan sejak saya mengirim naskah-naskah saya, berharap bertemu editor. Well, setelah penantian bertahun-tahun (hampir 10 tahun) saya kena coret editor :-D. Bagi saya itu keberuntungan! Like a dream comes true.

Tak ada hal sia-sia untuk yang tak pernah menyerah.

Saat saya bertemu sahabat-sahabat SMA saya, mereka sering bertanya, "Masih nulis?"

Wuah mereka masih ingat *laugh*

Ya iyalah ingat, saya saat kelas 2 SMA bercerita di depan kelas soal 'aku dan mimpiku'.

Waktu itu pelajaran PKN. Entah mengapa kami disuruh menulis karangan tentang impian lalu menceritakannya di depan kelas.

Saat giliran saya bercerita, seperti biasa -tanpa teks-. Di hadapan guru PKN dan teman-teman sekelas saya menyuarakan salah satu impian saya. Penulis. Waktu itu saya menyebut novelis.

Guru saya lantas bertanya, "Kalau cerpen gimana?"

Saya ketika itu nggak pernah nulis cerpen, jadi saya jawab saya nggak nulis cerpen karena pikiran saya susah untuk membuat alur pendek.

Lalu saya juga berujar ingin jadi duta besar dan pergi ke Jepang. Sempat juga saya berbicara beberapa kosakata Jepang sederhana -yang menyebabkan saya pidato bahasa Jepang saat upacara bendera meski bahasa saya antah berantah strukturnya-.

Tatkala menengok kembali, saya nggak bisa mewujudkan mimpi menjadi duta besar.

Universitas di kota kelahiran saya tak punya jurusan 'Hubungan Internasional'.

Saya sempat iri pada teman les yang lulus HI di pulau Jawa.

Ehm, jadi nganar~

Yosh! Saya masih harus lanjut bab 11 yang baru selesai setengah sembari mendengarkan lagu A Song For XX miliknya Ayumi Hamasaki yang jadi 'napas' bab ini. Btw, kalau nanti ada novel judulnya Yesterday In Bandung (kalau nggak diubah), dan kalian baca bab 1,5, dan 11, itu saya loh ;) *numpang promosi*

Nah, nantikan berita selanjutnya ya~

Kalau nanti ada di toko buku, dicek ya. Jika tertarik, dibeli ya *selesai aja belum*.

Terima kasih telah membaca coretan kecil ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mai Kuraki in the poetry

Apa Itu Premis, Logline, dan Sinopsis

Fase Baru