Di Balik 98 (Film Review )



Setelah sukses memerankan Merry Riana, Chelsea Islan didapuk menjadi pemeran utama (lagi) di film 'Di Balik 98'. Dari judulnya sudah ketahuan apa yang ingin disuguhkan di film ini. Yap, tragedi 98 di Indonesia.

Film ini mengambil beberapa sudut pandang tokoh, dengan tokoh sentral remaja aktivis Trisakti yang diperankan oleh Chelsea Islan dan Boy William. Chelsea Islan mempunyai saudari yang bekerja di istana negara serta kakak ipar yang berprofesi sebagai tentara. Sementara Boy adalah keturunan Tionghoa. 

Di sisi lain ada juga tokoh pemulung dan anaknya.

Lalu, menyorot beberapa tokoh besar Indonesia seperti Soeharto, BJ Habibie dan Amin Rais.

Pada Mei 98 itu, Boy harus menerima sisi anarkis masyarakat yang menyerang keturunan Tionghoa. Dia terpisah dari keluarganya, dikejar-kejar massa sampai akhirnya ditolong oleh orang keturunan arab dan tinggal di mesjid.

Lalu Chelsea bertengkar hebat dengan kakak iparnya lantaran dia tergabung dengan rezim demokrasi/demonstran sementara kakak iparnya adalah tentara yang bentrok dengan para demonstran.

Kemudian saudari Chelsea, di tengah kekacauan, ia yang sedang hamil tua pingsan dan dijaga oleh seorang ibu keturunan Tionghoa. Sampai akhirnya ia melahirkan, dan anaknya tak bisa diselamatkan.

Oh ya, di adegan sedih karena kehilangan anaknya. Beberapa anak labil di bioskop tempat saya nonton malah ketawa. Saya keki banget dengernya, itu lagi mode sedih mereka malah tertawa -entah apa yang membuat mereka begitu-. Menganggu. 

Paling sedih menurut saya adalah tatkala si anak pemulung sampai akhir tidak tahu kalau ayahnya meninggal ketika terjadi kerusuhan. 

Overall, film ini cocok ditonton untuk sedikit tahu apa yang terjadi di tahun 98. 

Saya paling suka moment ketika Ketua MPR mengijinkan gerbang gedung MPR terbuka dan para demonstran disambut masuk. 

Daaaam!! Daaaam!!

Terdengarlah bunyi musik milik Saint Loco berjudul Di Balik Pintu Istana yang bikin suasana tambah semarak~.


Note :

Beberapa orang mungkin terganggu dengan para pemain yang memerankan tokoh-tokoh besar. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mai Kuraki in the poetry

Apa Itu Premis, Logline, dan Sinopsis

Fase Baru