Huft....Nggak jadi diculik ^_^
Tadi...gila banget, saya ampir diculik! wkwkwkk (pede amat)
Bapak1 : Kalau mau ke dinas sosial gimana ya? Maaf, soalnya saya bukan orang Palembang, saya dari
Jogja, disini ada kerabat yang sakit.
Saya : Maaf, saya nggak tahu
Karena saya tidak tahu, akhirnya Bapak1 itu nanya ke bapak2 yang duduk diujung kanan saya
Bapak1 : Maaf pak, dinas sosial dimana ya?
Bapak2 : Kotamadya atau provinsi?
Bapak1 : Kotamadya
Bapak2 : Di dekat kantor walikota, dijalan merdeka
Saya : Sudah lewat berarti
Bapak1 itu terlihat mulai panik dan seperti ingin menangis,
Bapak1 : Maaf lagi ni pak, saya harus segera ke dinas sosial, mau nitipin barang, saya nggak tahu cara kesana
Bapak2 : Emang mau nitipin apa?
Bapak1 : Maaf dek, pak, saya tidak berani membicarakan ini pada orang
Bapak2 : Saya seorang polisi
Bapak1 dengan bodohnya langsung percaya saja kalau bapak2 itu 'polisi', sebenarnya...dia ngakunya kapolda, tapi...karena saya nggak percaya dia seorang kapolda, saya tulis saja dia itu 'polisi'.
Bapak1 : *************** ( menyebutkan nama benda yang ingin ia titipkan, karena nggak terlalu
memperhatikan, saya nggak tahu benda apa yang mau dititipin oleh si bapak 1 itu)
Bapak2 : Waduh, mahal itu! Jangan sembarangan membicarakannya dengan orang lain
Bapak1 : Itulah Pak, saya minta tolong diantarkan ke dinas sosial
Bapak2 : Bisa kamu perlihatkan barangnya?
Bapak1 : Maaf, nggak bisa pak.
Bapak2 : Kalau begitu, kerumah saya saja dulu
Bapak2 dan Bapak1 itu melihat kearah saya,
Bapak2 : Adek kuliah kan? Dimano?
Saya : Iya, Unsri.
Bapak2 : Mau pulang atau kuliah?
Saya : Pulang * Bego!, kalau saya mau ke Unsri, nggak bakalan naik angkot pulang
Bapak2 : Kemana pulangnya?
Saya : Dexa medica * pakek acara jujur pula wkwkkwk
Bapak1 : Dek, bisa minta tolong antarkan saya ke dinas sosial nggak? Nanti kalau urusan sudah selesai, saya
kasih imbalan * idiih...emang saya cewek matre?? Nggak ya!
Saya : Maaf, tidak bisa * sambil senyum kecut dan geleng2 kepala, dalam ati kembang-kempis berdoa.
Bapak2 : Kita kerumah saya dulu saja untuk lihat barangnya
Saya : Tidak * geleng2 kepala lagi, siap2 untuk turun dari angkot kalau terjadi sesuatu yang mencurigakan
Kedua bapak itu diam.
Tak lama kemudian, naiklah anak-anak sekolahan dan duduk disamping Bapak1 itu, *syukurlah, ramai ^_^.
Setelah sampai di persimpangan jalan M.Isa, Bapak1 turun, tapi...ada keanehan, bapak1 itu bilang ke supir angkot kalau dia dibayarin oleh orang belakang (bapak2) , supir angkot yang agak-agak curiga langsung menoleh ke arah bapak2, bapak2 nunjuk kedirinya seraya berkata " Saya yang bayar" .
Tak jauh dari tempat turunnya Bapak1, Bapak2 turun....
Huuuuft....
Alhamdulilah.....
Lega banget....
Huh...modus penculikan/kejahatan sudah semakin aneh saja...hati-hati!
Ah....susah ya jadi orang manis ^_^
Tadi, sepulang dari kampus, seperti biasa naik angkot Lemabang, didalam angkot itu ada bapak2 ya...layaknya penumpang lain lah..., mulanya sih biasa aja, tapi... setelah tinggal bertiga (tidak termasuk supir angkot dan penumpang yang duduk disamping supir), jadi... ketika itu saya duduk dibelakang paling kiri, seorang bapak2 di barisan depan saya dan seorang bapak lagi di ujung kanan dari tempat duduk saya.
Ketika sampai di lampu merah Charitas, tiba-tiba bapak2 yang duduk didepan saya (sebut saja bapak 1) menoleh ke belakang dengan wajah panik
Jogja, disini ada kerabat yang sakit.
Saya : Maaf, saya nggak tahu
Karena saya tidak tahu, akhirnya Bapak1 itu nanya ke bapak2 yang duduk diujung kanan saya
Bapak1 : Maaf pak, dinas sosial dimana ya?
Bapak2 : Kotamadya atau provinsi?
Bapak1 : Kotamadya
Bapak2 : Di dekat kantor walikota, dijalan merdeka
Saya : Sudah lewat berarti
Bapak1 itu terlihat mulai panik dan seperti ingin menangis,
Bapak1 : Maaf lagi ni pak, saya harus segera ke dinas sosial, mau nitipin barang, saya nggak tahu cara kesana
Bapak2 : Emang mau nitipin apa?
Bapak1 : Maaf dek, pak, saya tidak berani membicarakan ini pada orang
Bapak2 : Saya seorang polisi
Bapak1 dengan bodohnya langsung percaya saja kalau bapak2 itu 'polisi', sebenarnya...dia ngakunya kapolda, tapi...karena saya nggak percaya dia seorang kapolda, saya tulis saja dia itu 'polisi'.
Bapak1 : *************** ( menyebutkan nama benda yang ingin ia titipkan, karena nggak terlalu
memperhatikan, saya nggak tahu benda apa yang mau dititipin oleh si bapak 1 itu)
Bapak2 : Waduh, mahal itu! Jangan sembarangan membicarakannya dengan orang lain
Bapak1 : Itulah Pak, saya minta tolong diantarkan ke dinas sosial
Bapak2 : Bisa kamu perlihatkan barangnya?
Bapak1 : Maaf, nggak bisa pak.
Bapak2 : Kalau begitu, kerumah saya saja dulu
Bapak2 dan Bapak1 itu melihat kearah saya,
Bapak2 : Adek kuliah kan? Dimano?
Saya : Iya, Unsri.
Bapak2 : Mau pulang atau kuliah?
Saya : Pulang * Bego!, kalau saya mau ke Unsri, nggak bakalan naik angkot pulang
Bapak2 : Kemana pulangnya?
Saya : Dexa medica * pakek acara jujur pula wkwkkwk
Bapak1 : Dek, bisa minta tolong antarkan saya ke dinas sosial nggak? Nanti kalau urusan sudah selesai, saya
kasih imbalan * idiih...emang saya cewek matre?? Nggak ya!
Saya : Maaf, tidak bisa * sambil senyum kecut dan geleng2 kepala, dalam ati kembang-kempis berdoa.
Bapak2 : Kita kerumah saya dulu saja untuk lihat barangnya
Saya : Tidak * geleng2 kepala lagi, siap2 untuk turun dari angkot kalau terjadi sesuatu yang mencurigakan
Kedua bapak itu diam.
Tak lama kemudian, naiklah anak-anak sekolahan dan duduk disamping Bapak1 itu, *syukurlah, ramai ^_^.
Setelah sampai di persimpangan jalan M.Isa, Bapak1 turun, tapi...ada keanehan, bapak1 itu bilang ke supir angkot kalau dia dibayarin oleh orang belakang (bapak2) , supir angkot yang agak-agak curiga langsung menoleh ke arah bapak2, bapak2 nunjuk kedirinya seraya berkata " Saya yang bayar" .
Tak jauh dari tempat turunnya Bapak1, Bapak2 turun....
Huuuuft....
Alhamdulilah.....
Lega banget....
Kalau menurut analisa saya, mereka berdua pastilah satu komplotan! Huh...mau coba-coba menipu saya! Mau coba-coba menculik saya, idiih!!! Emang saya selugu itu??? Mana mau saya pergi dengan orang yang tidak saya kenal!! Lagian....mereka berdua memang mencurigakan, untung saja saya ini suka nonton dorama detektif dan psikologi, jadi...nggak mudah percaya dengan orang wkwkwkk. Karena...semua orang itu bisa berpeluang menjadi orang jahat! Hehe...tapi...daripada curiga sih, saya lebih suka mempercayai orang, tapi... untuk kali ini...curiga adalah yang terbaik! Coba bayangkan kalau saya dengan mudahnya menuruti kata-kata mereka? Saya dihipnotis misalnya? Waduuh.... * stress membayangkan hal yang buruk
Waktu mereka berdua berbicara, pikiran saya seperti diaduk2 ( rasanya seperti saya diharuskan mempercayai setiap ucapan mereka dan terpengaruh oleh kata-kata mereka), untunglah saya cepat berdoa, baca ayat kursi dan surat An-nas, kalau nggak....wallahu allam.
Dari kisah nyata yang saya alami tersebut, saya berhimbau pada teman-teman dan anda...siapapun juga, waspadalah dengan orang-orang disekitar anda ( apalagi yang mencurigakan) , jangan lupa berdoa, minta tolong pada Tuhan agar selamat * Thanks God for save me today ^_^.
Huh...modus penculikan/kejahatan sudah semakin aneh saja...hati-hati!
Ah....susah ya jadi orang manis ^_^
Beginilah resiko orang manis wkwkk, orang-orang jadi tergiur untuk menculik saya kakakaka * ditimpuk botol air mineral.
Komentar
Posting Komentar